Bab 2: Pada
Akhirnya, Apa sih aku!?
Aku mengikuti pelayan di koridor.
Saat kami berjalan keliling, aku
menjadi semakin terkejut karena memahami luasanya bangunan ini.
Lorong yang
terus melebar seakan tidak ada habisnya, dan di dinding pintu yang berjajar
sampai tidak terhitung jumlahnya.
Berada di salah satu hotel besar ini
mungkin memberi perasaan yang sama, tapi karena aku belum pernah mengunjungi
salah satu dari mereka, itu hanya tebakan kasar.
Melewati koridor itu, banyak orang
yang berjalan.
Ada wanita yang mengenakan pakaian
pelayan yang sama dengan yang dipakai oleh wanita bernama Lisa. Para prianya,
di sisi lain, mengenakan setelan, atau lebih tepatnya mungkin itu lebih dekat
dengan tuksedo. Aku juga melihat orang-orang berhelm yang jarang lewat, aku
bertanya-tanya apakah mereka sesuatu seperti escort atau ksatria.
Itu sangat mirip dengan Eropa abad
pertengahan yang ku tonton di bioskop.
Meskipun aku melirik pada mereka
yang kami lewati melalui celah di poni ku dengan cukup cepat sehingga mereka
tidak menyadari bahwa aku melihatnya, orang-orang lain menatap ku tanpa menahan
diri.
Apa yang dilakukan bocah dekil itu
di sini? Bahkan meskipun aku tidak mendengat itu, aku mengerti apa yang sedang
terjadi di kepala mereka.
Berapa lama lagi kita harus
berjalan? Turun satu lantai lalu keluar dari gedung, apa yang kami datangi itu
sebuah halaman dengan air mancur yang ada di depan.
「Basuh
tubuhmu di sini.」(nyesek
gue pas baca ini)
「Ya?」
「Aku
akan meninggalkan handuk di sini. Kau bisa memanggil ku saat kau selesai lalu
sampai saat itu aku akan menunggu.」
「...
Baik.」
Pertanyaanku diabaikan.
Seolah dia sudah mengatakan apa yang
harus dilakukannya, pelayan wanita itu pergi.
Apakah mandi untuk seorang anak
yatim piatu dari daerah kumuh seperti pemborosan atau semacamnya? Atau apakah
mandi itu adalah sebuah kemewahan bagi orang lain?
Setelah bertanya dalam pikiranku
pada aku yang lain, satu-satunya hal yang aku pahami itu, bahwa aku tidak
pernah mandi.
Di sana ada pipa bulat yang
diproyeksikan keluar dari air mancur dan dari sana, air terus mengalir. Ada
banyak ember di sekitar tempat air dituangkan. Paling tidak, fungsinya tidak
hanya sebagai air mancur tapi juga tempat mandi.
Memegang ember itu di tanganku, aku
membiarkan air ysng mengalir mengisinya.
Syukurlah, musim ini bukan musim
dingin. Pertama, aku bahkan tidak tahu jika dunia ini memiliki musim –– tidak,
sepertinya memang begitu.
Apakah aku akan baik-baik saja
dengan perbedaan cuaca ini?
Aku mulai melepaskan pakaian yang
seperti jubah yang ku kenakan. Tidak ada apa-apa di bawah mereka, aku telanjang
bulat. Meskipun memalukan, saat itu aku hanya anak kecil dan dengan meyakinkan
diriku dengan itu, aku berhasil menanggung rasa malu itu.
Aku menyiramkan air mulai dari kepalaku.
Melihat itu saat mengalir di atas kulitku sampai ke jari-jari kakiku, suasana
hariku mulai memburuk. Dari mulai dituangkan, airnya menjadi keruh. Berapa
banyak kotoran yang ada di tubuhku sih?
Menuangkan air lagi, kali ini, aku
menuangkan air ke arahku sambil menggaruk kepalaku. Aku mengabaikan fakta bahwa
airnya menjadi semakin kotor dan mulai terasa enak.
Sambil menggaruk kepalaku, aku
menuangkan air di atas diriku lagi dan lagi.
Mampu menggunakan air bersih seperti
ini, sepertinya ini pertama kalinya bagi aku yang lain. Aku mulai merasakan kebahagiaan
mengisi hatiku.
Saat jumlah kotoran yang mengalir di
air telah menurun, aku menuangkannya sambil menggaruk kulit kepalaku. Tapi
melakukannya secara manual nampaknya akan terasa sakit, jadi aku berlulut di
bawah pipa yang membentang dari air mancur dan memegang kepalaku di bawah aku
mulai membasuhnya.
Karena tubuhku seperti anak kecil,
mudah untuk melakukannya.
Meskipun pada awalnya aku tidak
terlalu suka mandi, mandi seperti ini sama sekali tidak akan menyusahkan,
karena aku merasa kecanduan dengan perasaan bagus ini.
Dengan situasi ini, meski
menginginkannya tidak ada gunanya, aku mulai menginginkan sabun. Apa ada sabun?
Meski mereka mungkin memilikinya, aku tebak harganya sangat mahal.
Orang sepertiku, yang dulu hidup di
dunia dengan sumber daya melimpah di masa lalu, harus menghadapi banyak
kesulitan dengan hidup di dunia ini. Saat pikiran itu memasuki ku, aku langsung
menepisnya dari pikiranku.
Memikirkan itu, hanya pikiran
negatif yang muncul di kepalaku.
Saat itu, aku hanya ingin terus
menikmati mandi ini.
Karena aku sudah selesai dengan
rambutku, aku beralih ke tubuhku. Hanya membasuh dengan air dan menggosoknya, menyebabkan
potongan-potongan kotoran hancur lepas. Tiba-tiba merasakan sesuatu, aku mulai
mencari barang yang lepas dariku di air mancur.
Pandanganku tak terduga menemukannya
segera
Itu adalah sebuah batu dengan
permukaan yang kasar. Aku mengambilnya dan mulai menggunakannya untuk menggosok
tubuhku sehingga kotoran lepas dengan sedikit rasa sakit.
Karena aku tidak bisa mencapai
punggungku, aku berbaring dan menggaruk kotoran menggunakan permukaan air
mancur.
Sebenarnya, aku ingin membasuh
tubuhku segera setelah memasuki air mancur, tapi memikirkan aku mungkin akan
diomeli, aku menggentikan diriku.
Tak peduli bahwa tubuhku merasa
dingin, aku bermaksud melanjutkan mandi.
Setelah beberapa lama, pelayan
wanita muncul di pandanganku, tapi aku masih telanjang bulat.
Meskipun penampilanku seperti anak
kecil, orang yang ada di dalamnya adalah seorang pemuda yang baik. Dilihat
telanjang akan sangat memalukakan, jadi dengan cepat aku mengusap tubuhku
dengan handuk dan segera mengenakan beberapa pakaian.
Rambutku masih basah kuyup. Ditutup
dengan handuk, aku segera menyekanya hingga kering. Karena rambutku seperti
sepanjang rambut seorang gadis, itu menjengkelkan.
「Apakah
kau telah selesai?」
「Ya.
Aku hanya akan mengeringkan rambutku.」
「Jika
kau ingin menyekanya, gunakan ini.」
Mengatakan itu, dia menyerahkanku
sebuah handuk baru. Menerimanya, aku menyeka rambutku. Meskipun jelas lebih
mudah menyekanya dengan handuk baru, akan lebih baik jika dia menyerahkan
keduanya dari awal. Meski pikiran-pikiran itu memasuki pikiranku, aku tidak
mengatakkannya.
Dengan kelembaban yang dihilangkan
sampai batas tertentu, aku mengumpulkan rambut menjengkelkanku bersama dan
mengikatnya denga handuk.
Tubuhku segar kembali. Garis
pengelihatanku juga bagus. Bagaimanapun, rasanya enak.
「Terima
kasih sudah menunggu.」
「…」
Meski aku memanggil pelayang wanita
itu, tidak ada jawaban. Memikirkan kira-kira apa yang salah, aku mengalihkan
pandanganku padanya, dia berdiri kaku di sana dengan matanya terbuka lebar.
「Erm..」
「...Oh,
kau sudah selesai... Mari kembali ke ruanganmu.」
Meskipun pelayan wanita itu memiliki
ekspresi wajah yang cukup rumit, dia tidak mengatakan apa-apa lagi dan menuju
ke gedung.
Aku yang bingung hanya bisa
mengikutinya.
Selama waktu kembali ke ruangan,
tatapan sekeliling berbalik padaku tanpa menahan diri. Jika aku yang berbicara,
aku akan mengatakan aku merasa mereka semakin memburuk.
Ada banyak orang yang tercangang,
ada juga yang terus terang mengerutkan dahi, atau menunjukkan perasaan tidak
senang.
Berpikir bahwa ada sesuatu yang
berubah aneh setelah membasuh tubuhku, aku mulai memeriksa tubuhku dan menggosok
wajahku untuk memeriksanya, tapi bahkan selesai melakukannya, aku tidak
mengerti apa-apa. Karena itu tidak membantu, aku mulai berjalan dengan wajah
lurus ke depan, seakan tidak memperhatikan tatapan di sekitarku,
Mendaki ke lantai tiga, aku melewati
pintu tak terhingga dalam perjalanan. Setelah kembali ke ruangan ku yang tadi,
pelayan wanita itu berhenti.
「Kami
telah menyiapkan makanan di dalam ruangan.」
「Te-Terima
kasih banyak.」
「...Tolong
tetap di dalam dan berperilaku baik.」
「Baik..」
Seperti biasa, tatapannya tetap
dingin.
Diskriminasi status sosial di dunia
ini mungkin lebih buruk dari yang kukira.
Jika itu masalahnya, diizinkan masuk
ke dalam rumah dan punya makanan dan ruangan yang dipersiapkan sebelumnya
pastilah menjadikan pertunjukkan keramahan yang bagus.
Tidak peduli bagaimana aku
memikirkannya, aku tidak akan pernah mengerti.
Saat aku memasuki ruangannya,
seperti yang dibilang pelayang wanita itu, ada makanan di atas meja.
Itu adalah potongan roti bundar,
salat, telur orak-arik dan jus jeruk.
Saat melihatnya, rasa lapar yang
mendalam mulai menyerangku. Berpikir tentang hal itu, sejak aku sadar kembali
di dunia ini, aku belum makan sekalipun. Sedangkan bagi aku yang lain, itu
bahkan lebih buruk dari itu, nampaknya dia biasanya memiliki perut kosong
sepanjang hari. Meski sudah terbiasa.
Aku duduk di kursi dan mulai mencoba
jus jeruknya.
「…Enak.」
Rasa yang kuat itu enak,
sampai-sampai membuat seseorang meragukan jus jeruk dari dunia sebelumnya.
Dengan ekspektasiku yang naik, aku
mulai memasukkan roti ke mulutku. Rasanya keras dan sepertinya kering, di dunia
sebelumnya bahkan lebih baik.
Setelah itu saatnya telur orak-arik.
Itu benar-benar hebat dan juga memiliki rasa yang kuat.
Saladnya juga sama. Setiap rasa
sayurannya sangat kuat, meski tanpa saus ternyata sangat lezat.
Aku yang lain juga senang.
Sepertinya aku tidak pernah merasakan makanan segar semacam ini sepanjang
hidupku...Segar?
Informasi tiba-tiba membanjiri
pikiranku tapi wajahku langsung memerah. Itu mungkin karena aku telah diingatkan
akan hal-hal yang lebih baik tidak diingat saat makan.
Makanan di depanku menghilang hanya
dalam sekejap mata. Meskipun aku sudah tidak kenyang, aku merasa kenyang.
Sepertinya aku yang lain adalah pemakan yang sangat sedikit.
Tubuhku terasa lega, bahkan perutku
pun sangat kenyang. Karena itu, aku memutuskan untuk benar-benar memikirkan
situasiku saat ini.
Tak peduli bagaimana kau melihat
tempat ini jelas berbeda dengan duniaku sebelumnya.
Meski itu bisa jadi hanya mimpi,
mencoba berpegang pada kemungkinan itu tidak akan ada gunanya.
Sejak saat itu, aku harus memikirkan
bagaimana seharusnya aku hidup di dunia ini.
Meski memiliki suasana yang mirip
dengan Eropa abad pertengahan, atau lebih tepatnya karena seperti Eropa abad
pertengahan, aku tidak tahu bagaimana masyarakatnya bekerja.
Meski aku bisa entah bagaimana
mengandalkan pada diriku yang lain, aku benar-benar tidak bisa berharap banyak.
Tidak hanya dia hanya anak kecil, satu-satunya hal yang dia ketahui adalah
lingkungan khusus daerah kumuh, dengan sedikit yang diketahui tentang hal lain.
Dan seperti yang telah aku ketahui
dari kenangan yang datang ke pikiranku, dia menderit cukup banyak kesulitan
Sepertinya saat seseorang dapat
memahami lingkungannya saat mencapai usia dewasa.
Aku punya kenangan hidup di bawah
satu atap dengan orang dewasa. Karena di pemukiman kumuh tidak dilibatkan dalam
pekerjaan jujur, tapi tidak ada alasan untuk repot tentang makanan. Bahkan jika
itu relatif untuk diriku yang lain.
Ketika orang-orang dewasa itu
menghilang, situasinya memburuk.
Ada batasan bagaimana seseorang bisa
mendapatkan makanan saat masih sangat kecil, dia tidak punya pilihan selain
mengais-ngais di tempat pembuangan sampah. Mencari sisa makanan yang bisa
dimakan di tumpukan sampah juga tidak mudah, karena, dia bukan satu-satunya
orang yang mencari makanan.
Ada perebutan yang gila terhadap
sampah berkulaitas baik, dan dia, yang tidak punya kekuataan untuk menang,
harus berbalik ke arah sampah yang diabaikan oleh yang lain. Masalah pencernaan
sampai-sampai terasa seperti penderitaan yang terjadi berkali-kali.
Kesulitannya tidak terbatas hanya
pada hal itu.
Meski dia sendiri tidak tahu kenapa
dia sepertinya dibenci oleh lingkungannya.
Mereka yang tidak mengizinkannya
mendekat tidak hanya beberapa, selain itu, tak peduli apa yang dia lakukan, dia
tidak akan dimaafkan.
Itulah suasana di sekitarnya.
Dia tidak kuat, juga tidak punya
orang yang bisa diandalkan, namun dia mengaturnya untuk hidup di zona tanpa
hukum yaitu daerah kumuh. Pastinya bagus kalau dia tidak mati.
Aku juga menyadari alasan mengapa
aku terbaring memar di tempat itu sebelumnya.
Aku yang lain mencoba membunuh orang
yang dipanggil “Dan” dan rekan-rekannya saat itu. Dia telah mengumpulkan banyak
senjata dan telah menunggu kesempatan yang tepat untuk sementara waktu, dan
saat kesempatan yang tepat tiba, dia gagal, karena meja-meja itu melayang
padanya. Dia dipukuli sampai hampir mati dan dibiarkan babak belur di tempat.
Sepertinya dia anak yang sangat
bangga.
Bahkan dihadapkan pada awal kehidupan
yang mengerikan, dia tidak menyerah dan memiliki hati yang cukup kuat untuk
mengambil tindakan dan mencoba untuk mengubah situasinya.
Dia sangat berbeda dari anak yatim
piatu lainnya, setelah menyadari bahwa semua hal yang tidak dapat dia capai atau
raih, menyerah pada mimpi-mimpi konyol dan berfokus pada kelangsungan hidup
sederhana yang berdarah.
Apakah aku akan melakukan hal yang
sama bila berada di tempatnya? Bisakah aku meninggalkan harapanku dengan kejam
jika situasinya dibutuhkan? Naik turunnya keraguan dan pertanyaan membengkak
dalam pikiranku.
Tubuh ini milik aku yang lain dan
dia menyerah pada masa depannya untuk terus hidup. Bukankah aku menutup pintu
saat menunggu kehidupan itu?
Itu takkan terjadi. Aku tidak akan
membiarkan hal semacam itu.
Aku harus meyembuhkan hasrat dari tubuh ini, aku harus bisa
melakukannya. Makhluk yang membunuh orang itu sebelumnya, faktanya, bukan
diriku. Tindakan saat itu bukan aku, tapi aku yang lain.
Aku akan menyerahkannya, tubuh ini.
Awalnya, tubuh ini miliknya, untuk
memulai segalanya.
Aku memintanya untuk bangkit,
bangun. Kehidupan sejak hari itu dan seterusnya menjadi miliknya, sejak saat
itu, aku akan membiarkan dia menjalani kehiduoannya seseuai keinginannya.
Bahkan hanya sedikit, itu
membantu... Dia dapat...
◇◇◇
Perasaan yang aneh. Ini adalah kedua
kalinya. Aku merasakan sensasi saat bangun, tapi aku tidak bisa mengingatnya
lagi.
Di depanku ada mangkuk kosong.
Ini pertama kalinya aku memiliki
makanan semacam itu. Mengesampingkan rasanya, tapi berapa tahun yang telah
berlalu sejak aku makan makanan yang baunya enak? Paling tidak, tidak sejak
pria itu mati.
Aku... Ada diri lain yang tinggal di
dalam tubuhku.
Tidak, itu salah. Bukan diriku
sendiri. Ada seorang pria di dalam kepalaku yang tau banyak hal yang tidak
kuketahui. Siapa dia?
Aku punya banyak kenangan yang sama
sekali tidak bisa kupahami.
Banyak menara besar, cukup tinggi
untuk membuatmu mengulurkan leher, berdiri tegak.
Apa itu?
Aku tau, yang itu disebut “gedung
pencakar langit”, namun, ini pertama kalinya aku mendengarnya dan tetap, entah
mengapa, aku mengerti maksudnya.
Ada sebuah kotak yang bergerak
seolah-olah ditarik oleh kuda.
Apa itu?
Itu kendaraan, sebuah mobil.
Meski aku tidak tau itu semuanya,
entah mengapa aku tau itu disebut begitu.
Bahkan meski langit malam
dibentangkan di atas kepala, lingkungannya terang. Banyak warna berkeliau di
sekitar. Apa ini sihir yang terkenal? Bukan, jawab seseorang di dalam diriku.
Meski aku penasaran dengan hal-hal
itu, aku menyingkirkannya.
Apa semua itu?
Dunia yang berbeda. Orang lain di dalam
diriku nampaknya lahir di dunia yang berbeda.
Meski aku berusaha mempercayainya,
aku tau itu tidak ada keraguan.
Aku tidak tau apa-apa lagi.
Pertama, kupikir aku seharusnya
mati.
Dan sudah sangat menyiksaku. Daerah
kumuh bukanlah tempat naif di mana orang akan membiarkan calon pembunuh hidup,
tapi aku masih hidup dan aku membunuh bajingan itu.
Itu menakutkan.
Setelah membunuh orang yang paling
kubenci, daripada merasa senang aku diliputi rasa takut. Karena tidak sanggup
berhenti gemetar dan tidak bisa bergerak, aku kehilangan kesadaran.
Tempat ini di mana anak nakal
bangsawan itu tinggal.
Perlakuan yang kuterima sampai
sekarang tidaklah buruk. Namun, pihak lain adalah para bangsawan. Mereka tidak
merasa berterima kasih pada seseorang sepertiku, itu bisa dilihat dari tatapan
pelayan wanita itu.
Tatapan itu mirip para bajingan itu
di daerah kumuh, jijik, dicampur dengan sesuatu yang lain, sebuah tatapan di
mana orang hanya bisa merasakan perasaan tidak senang. Meski pria di dalam diriku
tidak tau, aku sudah mengalaminya berkali-kali.
Seperti yang kupikir, akan lebih
baik untuk meninggalkan ketamakanku.
Setelah keluar dari mansion ini,
bagaimana seharusnya aku hidup sesudahnya?
Pria lain itu tau banyak hal yang tidak
kuketahui.
Itu seharusnya terbukti bisa
berguna.
Tiba-tiba, aku mendengar suara di
lorong lagi.
Tampaknya anak nakal bangsawan itu
akan muncul lagi.
Saat pintu terbuka, gadis kecil itu
masuk seperti yang kuduga. Meski dia menggembungkan dadanya dengan bangga,
karena tubuhnya kecil sekali aku rasa itu menggelikan.
「Nampaknya
kamu telah ber–」
Setelah mendekatiku, dia menegang
seolah terkejut.
Itu sedikit berbeda dengan
orang-orang di lorong.
「...Cantik.」
「Hah?」
Perkataan yang tak terduga dari yang
digumamkan anak nakal itu membuatku terkejut.
「Hei,
mata itu. Kenapa warnanya berbeda?」
「...Warna?」
Aku tak tau apa yang dibicarakan
gadis ini. Berkata warna mataku berbeda, bukankah normal bagi orang lain untuk
memiliki warna mata yang berbeda?
「Apakah
kau pernah mencoba melihat ke cermin?」
「...Tidak.」
Tidak mungkin orang-orang di daerah
kumuh akan memiliki barang yang mahal. Putri aristokrat bahkan tidak tau itu?
「Kalau
begitu, lihatlah.」
Gadis itu mangembil cermin kecil
dari sakunya dan mengarahkannya ke wajahku.
Mengambil cermin itu tidak akan ada
bergunanya. Wajahku sudah tercermin di permukaan, tapi karena cermin itu
terlalu kecil dan tidak menunjukkan semuanya, aku harus menggerakkan wajahku
dari sisi ke sisi.
Warna mataku, memang berbeda.
Bukan warna mata gadis itu berbeda
dari punyaku, tapi mataku berbeda warnanya satu sama lain. Mata kanan biru, mata kiri merah, aku tidak
pernah bertemu manusia semacam itu.
Aku akhirnya menyadari apa yang
membedakanku dari orang lain.
「Lihat,
bukankah berbeda?」
Gadis kecil itu berketa dengan
senang yang mebuatku bingung.
Aku tidak tau apa yang lucu dengan
hal itu.
「Yeah…」
Aku memutuskan untuk menjawabnya
tidak jelas.
「Meski
matamu memang merah dan biru yang cantik, kamu juga punya wajah yang indah.
Bahkan rambutmu yang panjang, sama seperti gadis entah begaimana.」
Kata gadis itu sementara mendekatkan
wajahnya dan menatap mataku. Apakah aku lagi dipuji atau sedang dihina? Aku
tidak tau. Kupikir itu, setidaknya, aku harus mencukur rambutku.
「Ariel-sama!
Tolong jaga jarak anda!」
Pelayan wanita itu menaikan suaranya
yang munngkin berpikir kami terlalu dekat untuk lawan jenis, bahkan jika kami
masih anak kecil.
「Oh
tolong diam saja, aku ingin melihat wajahnya dengan seksama.」
Suara yang lebih keras dari pelayan
wanita dinaikan. Itu tampaknya seperti gadis bangsawan egois ini tidak akan
mendengarkan apa yang dia katakan. Tapi meski begitu, pelayan itu tidak diam
begitu saja.
「Terlalu
dekat dengan mereka dengan orang-orang heterochromia akan membawa sial.」
「Heterochromia?」
Sepertinya itu pertama kalinya dia
mendengarnya. Aku, dilain pihak, telah mendengar itu beberapa kali, walau aku
tidak tau apa artinya. Namun, dengan itu, aku belajar alasan mengapa aku
dibenci.
Rupanya, manusia dengan kondisi yang
sama sepertiku adalah eksistensi yang menakutkan.
「Apa
itu heterochromia?」
「Seperti
anak ini, warna matanya berbeda.」
「Kenapa
itu membawa kesialan?」
「Itu...」
「Jika
tak ada alasan, maka tak perlu dipikirkan. Aku tidak perccaya dengan hal
“kesialan”. Lagipula, wajanya cantik.」
「Namun...」
「Diam.
Jika kamu berkata lagi, aku akan mengusirmu dari rumah ini.」
「...Ya,
tuan putri.」
Dengan pikiran yang hanya mengikuti
keinginannya sendiri, gadis bangsawan ini terlalu memaksa.
Meski pelayan itu tidak mengatakan
apa-apa lagi, seperti yang dikatakan, wajahnya jelas menunjukkan
ketidaksenangan.
Itu terlihat seperti wanita kecil
itu tidak terlalu disayangi, tapi orang lain sering berurusan dengan
kepribadian semacam itu, itu sangat jelas.
Bahkan tanpa memberi pelayan itu
sedikit perhatian, gadis itu menatap mataku dengan penuh perhatian.
「Hei,
apa kamu tau cara menggunakan sihir?」
「Haa?」
「Itu
sihir kamu tau? Sihir.」
「Tidak
mungkin aku bisa.」
「Begitukah?
Meskipun kamu memiliki wajah yang cantik.」
Aku sama sekali tidak mengerti apa
yang dibicarakan. Tidak mungkin orang biasa sepertiku bisa menggunakan sihir.
Itu hanya bisa digunakan oleh keturunan bangsawan kelas atas.
「...Tapi
jika seseorang mengajarimu, mungkin kamu akan bisa juga?」
Seperti yang kukatakan padanya,
tidak mungkin aku bisa.
「Yah,
tinggalkan itu sekarang. Kamu akan tinggal di sini mulai sekarang, aku akan
melihatnya sedikit demi sedikit. 」
「Hah?!」
「Apa
yang kamu kejutkan?」
「Tinggal
di sini...?」
「Apa
itu tidak wajar? Kamu adalah piaraan onii-sama, kau tau? Oleh karena itu, kamu
juga hewan piaraan ku.」
「...Hewan
piaraan.」
「Kamu,
siapa namamu?」
Sementara aku bingung dipanggil
hewan piaraan, namaku ditanya. Sepertinya dia tidak peduli dangan reaksi orang
lain.
Nama... Aku tidak bisa mengingat namaku.
Hal yang terlintas di pikiranku bukanlah namaku.
Jadi siapa diriku?
「Jadi
kamu bahkan tidak punya nama? Maka aku akan memberimu nama.」
「Ah,
tidak.」
Aku sama sekali tidak
menginginkannya. Itulah apa yang kupikirkan.
「Maka
jika kamu punya, katakan.」
「...Ryou
Moriya.」
Karena aku tidak punya pilihan, aku
mengatakan padanya nama pria itu. Aku langsung menyesalinya sedikit.
Entah bagaimana, itu adalah nama
yang aneh.
「…Riyo,
Rio.」
Sepertinya gadis kecil itu
berpikiran sama. Itu sulit untuk diucapkan.
「...Rion.
Oh, namamu menjadi Rion, oke?」
「Tidak,
itu...」
「Rion.
Aku telah memutuskannya. Apa kau punya keluhan?」
「...tidak ada.」
Dengan dipaksa oleh gadis kecil itu,
aku menerimanya. Aku juga bisa merasakan pria itu mengeluarkan keluhan.
Aku bilang padanya untuk menahannya.
Aku juga mencoba hal yang sama.
Jika aku menolaknya, gadis ini akan,
tanpa ragu, memikirkan nama yang lebih aneh.
Mengertahui Rion bukanlah nama yang
buruk di luar sana, sepertinya dia yakin.
「Lalu,
Rion. Setelah merapikan rambutmu, mari berpakaian sesudahnya?」
「Rambut?
Merapikan?」
「Kau
harus cantik untuk menjadi hewan piaraan yang layak.」
「…」
Pada akhirnya, aku akhirnya
menyadari makna dari kata “Hewan Piaraan”. Hewan piaraan, binatang, makhluk
yang dibesarkan oleh manusia untuk dicintai. Dalam hal itu, cocok, karena
manusia juga termasuk dalam kategori binatang.
Mengetahui dia takkan mengatakan
apapun, aku secara refleks melirik ke arah pelayan wanita untuk meminta
bantuan. Dia tidak mengatakan apapun sambil menggelengkan kepalanya sedikit.
Sepertinya dia juga memiliki kebaikan dalam dirinya, tapi karena dia tidak bisa
mengajukan apapun, dia pikir itu tidak masalah.
Pada akhirnya, sementara menjadi
seperti ini dan sepanjang hari, aku sedangn dipermainkan oleh gadis kecil itu.
Dengan merapikan rambutku dia hanya
bermaksud mengumpulkan unjungnya, jadi panjangnya tidak terlalu berbubah.
Rambutku diolesi dengan minyak
secukupnya, tapi ada juga yang sampai ke wajahku.
Pakaian yang disiapkan untuk diganti
dilakukan oleh gadis kecil itu.
Meskipun aku seorang pria.
Ingatan lain ditambahkan ke daftar
hal-hal yang tidak ingin kuingat.
Transgender, seseorang yang melebihi
batas gender, homoseksual, biseksual... Sementara aku memang telah diperkosa
oleh pria sebelumnya, aku sama sekali tidak seperti itu!
(Di sini MC didandani pakaian cewek
atau crossdressing)
Sebelumnya - Daftar Isi - Selanjutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar