Bab 3: Untuk Sesaat, Pekerjaanku Sudah
Diputuskan!
(Sudut
Pandang Ryou)
Saat aku membuka mataku,
aku melihat aku berada di ruangan yang berbeda dari yang kemarin.
Orang yang memanduku
semalam dan mengatakan kamar itu milik ku.
Ada kasur, sebuah meja kecil
dan lemari ada di dalamnya. Bahkan dengan hanya itu, tidak ada ruangan yang
tersisa di ruangan yang sempit ini.
Karena ini mirip dengan
kamar dunia ku sebelumnya, aku tidak terlalu memikirkannya. Ukurannya 4.5
tatami dengan kenyamanan kamar di dalamnya, tapi tidak ada bathup. Sudah
sekitar 10 menit perjalanan dengan bis dari stasiun dan satu-satunya penebusan
fitur dengan harga. (Suer gue nggak tau apa maksudnya)
Itulah ingatanku.
Meskipun aku telah menyerah dengan kesadaranku, kenapa aku kembali? Aku mencoba memintanya dan menyerahkan kendaliku lagi, tapi tidak ada jawaban.
Mungkin saja dia tertidur.
Kemarin cukup melelahkan, terutama untuk pikiranku.
Di samping itu, ojou-sama itu benar-benar seorang tipe putri kecil yang egois, huh? Bahkan setelah melakukan apapun yang dia sukai pada lingkungannya, tidak ada yang protes.
Dengan itu, aku mulai khawatir wanita macam apa ketika dia tumbuh dewasa.
Meski dia terlihat sangat manis.
Untuk catatan, penampilanku cukup cantik juga, huh? Apakah karena wajahku dulu? Saat dia memakai kan makeup padaku dan memakaikanku pakaian wanita, bayanganku di cermin memikatku sepnuhnya.
Meski tubuhku masih anak kecil, itu sudah menunjukkan semacam daya tar- Apa yang kulakukan tertarik pada diriku sendiri.
Aku tidak mengira menjadi lolicon.
Aku yang lain benar-benar sedih, huh?
Yah, kukira itu reaksi yang tepat.
Kau telah bertahan dengan baik.
Aku perlu entah bagaimana menghentikan diriku dari menapaki jalan yang salah.
Tiba-tiba, sementara memikirkan hal-hal konyol ini dan menghabiskan waktu ku, aku mendengar ketukan pintu.
Pintunya tebuka bahkan tanpa menunggu jawaban.
Kupikir itu ojou-sama lagi, tapi tampaknya itu hanya pelayan wanita.
「Kau telah bangun?」
「Ya. Apa ada sesuatu yang harus ku lakukan?」
「Kau tidak perlu melakukan apa-apa. Berkelakukan baiklah dan teteap di ruangan ini.」
「Apa yang kau...」
Aku mulai bertanya
karena aku penasaran dengan cara bicaranya, tapi tatapan dinginnya menghentikan
ku.
「Itu belum diputuskan bagaimana kau harus
ditangani dan tidak masalah apa yang Vincent-sama dan Ariel-sama katakan, hal
itu harus dilakukan karena mereka adalah tuan rumah.」
「Aku akan tetap di sini dan menjadi peliharaan?」
Kata aku yang lain,
pergantian ini menguntungkan bagiku.
「Seseorang sepertimu seharusnya tidak pernah ada di
rumah ini, aku takut itulah yang akan terjadi.」
Jadi bukan karena
kemurahan hati, tapi karena jijik yang mana itu adalah sumbernya...
「Apa karena... heterochroomia?」
「Ya.」
「Apa itu menjijikan?」
「Ya, terutama bagi para aristokrat. 」
「...Kenapa?」
「Aku ke sini untuk menjelaskan alasannya pada
Ariel-sama, tapi kau harus diberi tahu juga.」
「Monggo.」*silahkan
「Apa kau tahu warna mata seseorang mewakili
atributnya?」
「...Tidak」
Bahkan jika aku berhasil
bangun dan mencoba bertanya padanya di dalam pikiran ku, aku ragu dia akan tahu
sesuatu tentang bangsawan.
「...Mari kita mulai dari itu. Ada darah mulia
yang mengalir di pembuluh darah aristokrat dan itu
mengandung mana.」
Jadi ini alasannya
kenapa aku yang lain berpikir tidak ada seorang pun yang bisa menggunakan sihir
kecuali bangsawan. Kualitas darah seseorang berbeda. Itu konsep yang sulit
dimengerti untuk manusia modern sepertiku, darah ya darah, seharusnya itu
mungkin ditransfer dengan transfusi, kenapa tidak melakukan itu saja?
「Contoh bagusnya adalah keluarga kerajaan dan
tiga Keluarga besar. Seperti namanya, atribut dari keluarga kerajaan Gran Flamm
adalah api. Itulah mengapa keturunan langsung mereka punya mata berwarna merah.
Mata sang raja secara alamai adalah merah tua (scarlet) yang paling indah.」
Api, jadi warnanya
merah. Sungguh mudah dimengerti. Meskipun warna lain belum bisa dijelaskan, ada
bagian yang tidak kumengerti.
「Sesuai namanya?」
「Kau... bahkan tidak tau itu?」
「Itu karena aku datang dari daerah kumuh.」
Yah, aku yang lain yang
mengatakannya.
Wanita itu sangat
terkejut, tapi setelah berpikir sejenak dia mengabaikannya.
「Itu benar, bukan. Kau mungkin tidak pernah
belajar. Dalam bahasa kuno Gran Flamm berarti【Great Flame】yang cocok dengan atribut api.」*bahasa latin
Bukankah keluarga
kerajaan memilih namanya karena api adalah atribut mereka? Aku tidak menyuarakan
pikiranku utnuk tidak menarik ketidaksenangannya dan tetap melanjutkan
penjelasannya.
「Aqusmea berarti 【Sacred Water】, Fatillas berarti【Fertile Soil】dan nama keluarga ini berarti【Healing Wind】. Keluarga kerajaan dan tiga Keluarga besar melengkapi
empat elemen. Itulah istimewanya mereka.」*bukan bahasa latin. Nama
keluarga ini, Windhill
Atribut sihir api, air,
angin, dan tanah. Apa mereka tidak punya cahaya atau kegelapan, atau mereka
tidak menyadarinya? Ku tebak bahkan jika aku bertanya pada pelayan wanita, dia
mungkin tidak akan tahu itu.
「Sesuai atribut tersebut, mereka semua memiliki
mata yang spesifik, bukan?」
「Itu benar. Lalu karena kau mengerti latar belakangnya, mari kembali ke heterochromia.」
「Jika warna matanya menunjukkan atributnya, maka
satu orang yang memiliki warna mata yang berbeda... tidak dapat memiliki
keduanya.」
「Tepat. Dua elemen itu akan bertentangan satu
sama lain. Memenuhi syarat untuk dua elemen akan mengakibatkan tidak dicintai
juga.」
Sekali lagi, sebuah
konsep yang aneh.
Apa yang mereka maksud
dengan “tidak dicintai”? Meskipun pelayan wanita melihat dengan penuh
penghinaan aku memutuskan bertanya padanya.
「Tidak dicintai kau maksud?」
「Kau bahkan tidak tau ini... Keefektivan sihir
bergantung pada campur tangan dunia, empat elemen. Dicintai mereka akan membuat
sihir seseorang lebih kuat, kurang kasih sayang berarti efeknya lebih lemah dan
jika tidak ada perasaan maka tidak akan ada hasil.」
「... Jadi, itu berarti empat elemen memiliki
kehendak sendiri?」
「Dunia ini sendiri memiliki kehendak. Dan karena
terdiri dari empat elemen, jelas mereka juga memiliki kehendak mereka sendiri.」
Mungkin empat elemen itu
spirit. Bagaimanapun, sepertinya pelayan wanita itu tidak sadar akan keberadaan
mereka. Atau jika dia tau, maka mungkin dia menyembunyikannya dariku. Itu
mungkin karena aturan rumah.
「Apakah berarti karena kau memiliki mata biru,
kau bisa mengunakan sihir air?」
「Ah?」
Itu adalah kesalahan
total.
Menilai dari reaksinya, orang
itu tidak bisa menggunakan sihir sama sekali.
「Aku minta maaf. Sepertinya aku salah paham. Kau
bukan seorang aristokrat, kan?」
「Aku seorang aristokrat!」
Kesalahan yang lain.
Tampaknya kali ini aku
membuatnya sangat marah.
Aku sedikit merilekskan
pikiranku.
Dalam hatiku aku minta
maaf karena berpikir bahwa aku bisa menanyakan pertanyaan lainnya.
「...Ketidaktahuan menghasilkan ketidaksopanan.
Meskipun itu tidak menyangkutmu karena kau akan segera meninggalkan tempat ini,
aku akan memberitahumu utnuk berjaga-jaga. Aku datang dati keluarga seorang
baron. 」
Mungkin karena dia
melihatku merasa sedih atau mungkin karena alasan lain, penjelasannya
berlanjut.
Aku meresa lega.
「Ada hirarki di antara aristorkat dan baron
berada di anak tannga paling rendah. Nah, secara teknis ada juga peringkat
setara yang disebut baronet...」
Tampaknya penjelasannya
tentang sistem aristokrat negara ini berlangsung selamanya dari sini.
Gelar yang paling
penting, di samping Duke yang membutuhkan koneksi langsung dengan keluarga
kerajaan, adalah Marquess. Bagian-bagian tentang Duke, aku tidak bisa
benar-benar mengerti. Yang ku dapatkan adalah mereka mengikuti raja, peringkat
tertinggi mempertimbangkan status dan entah
bagaimana berada di luar hirarki
normal.
Gelar yang normal,
dimulai dari yang tertingi, itu adalah Marquess diikuti Earl, Viscout, dan
Baron. Ada tiga Marquess dan masing-masing memiliki wilayah mereka sendiri
berturut-turut dari wilayah utara, barat dan selatan. Ini adalah poin penting
dalam pertahanan negara ini.
Earl memiliki wilayah
mereka masing-masing di bawah tiga besar lokasi dekat pusat negara.
Tampaknya ada perbedaan
besar dalam ukuran kepemilikan Marquess dan Earl.
Tiga Keluarga besar itu
istimewa dalam banyak aspek.
Viscount digunakan oleh
aristokrat superior sebagai administrator dan sering mempercayakan wilayah
dan/atau kastil mereka sendiri.
Dalam terminologi orang
Jepang Marquess akan menjadi gubernur daerah, Earl akan menjadi gubernur daerah
prefektur dan Viscount akan menjadi walikota.
Rasanya sedikit berbeda,
tapi tegasnya, mungkin aku sama sekali tidak butuh pengetahuan itu.
Keluarga pelayan wanita
itu tidak dianggap sebagai bangsawan dalam arti sebenarnya karena Baron adalah
gelar kehormatan yang diberikan karena prestasi dan tidak memiliki kota atau
wilayah. Juga, itu hanya bisa diwariskan sekali dan generasi kedua mereka akan
menjadi Baronet.
Kembali ke (laptop)
topik sihir, orang biasa tidak punya kemampuan untuk menggunakannya. Kedudukan
keluarga Baron, karena entah keunikan dari gelarnya, agar bisa menggunakan
sihir harus sering menikahi keluarga Viscount. Kemampuan mereka untuk
melemparkan mantra tidak terjamin.
Sayangnya, dia
melewatkan kesempatan itu.
Menjelaskan sebanyak
ini, meski tidak senang, itu mungkin karena dia orang yang lembut.
Kesimpulannya, semakin
tebal garis keturunan semakin baik keefektifan sihir.
Yang berarti untukku,
yang mana orang biasa dengn heterochromia yang melambangkan api dan air yang
merupakan kombinasi yang mengerikan, sihir pasti tidak mungkin dilakukan.
Impian singkatku
melemparkan mantra lenyap.
Merasa depresi lagi, aku
mendengat hal yang mirip dengan apa yang dikatakan sehari sebelumnya.
Karena orang yang
berteriak kemarin benar di depanku dan memegang kepalanya, itu pastinya orang
lain.
Ojou-sama yang egois
sampai.
「Rion! Datanglah
denganku segera!」
「Ya tuan putri?」
「Berhentilah bingung! Ini penting, kau tau!?」
Ojou-sama tampaknya lagi
terburu-buru.
「Ariel-sama, apa yang sedang terjadi?」
「Ini tentang ayah dan yang lain, mereka sedang
mendiskusikan Rion!」
「Ah... Jadi begitu.」
Bagiku ini tidak
benar-benar penting sama sekali, aku telah medengar akan diusir dari pelayan
wanita.
「Mereka mengatakan cara untuk berurusan dengan
eksistensi yang mengerikan seharusnya dibuang! Aku tidak mengizinkan hal
semacam itu!」
「…Eh?」
「Jika mereka melihat bagaimana pelampilan Rion,
mereka pasti akan mempertimbangkan kembali! Rion itu semacam peliharaan yang
cantik!」
「…」
「Ikut denganku segera!」
「Ya, tuan putri.」
Dengan perasaan rumit
yang muncul di pikiranku, aku mengikuti ojou-sama.
Aku tidak suka menjadi
piaraan, tapi aku benci kemungkinan membunuh lebih banyak lagi!
Karena tempatnya cukup
jauh, berjalan ke sana butuh waktu lama.
Ruangan yang aku tempati
mungkin adalah tempat tinggal pelayan dan ruangan keluarga seharusnya sangat
jauh.
Dengan itu di kepalaku,
kami teteap berlari menyusuri lorong.
Ojou sama di depanku
yang tampaknya mengalami kesulitan, aku penasaran kenapa dia ini putus apa?
Berlari sampai hambir tertatih-tatih.
Meskipun dia seorang
aristokrat...
Pikiran terakhir bukan
milikku. (saat ini masih sudut pandang Ryou)
Sepertinya yang lain
terbangun. Aku tidak benar-benar punya kenangan khusus tentang aristokrat, tapi
sepertinya aku pernah membenci mereka.
Aku mengerti perasaan
itu dengan baik.
Orang-orang yan tidak
iri pada orang yang memiliki segalanya, bahkan aku merasakan hal ini
sebelumnya.
Ini tentang membenci
ketidakadilan.
「K-kita seharusnya sudah dekat.」
Suara itu langsung
memadamkan suasana hatiku yang muram. Ojou sama tidak pernah berhenti meski
wajahnya ditandai dengan ras sakit.
Apa aku begitu
pentingnya untuk piaraan? Memikirkannya, aku tidak bisa menahan senyum pahit
pada ironi ini.
「Kami sampai... Haa, haa, haa.」
Dia menyesuaikan
pernafasannya saat dia memegang pintu.Menyesuaikan Aku tidak tau kenapa dia
tidak segera masuk.
「Tunggu sebentar. Apa rambutku acak-acakan?」
「Sedikit, tuan putri.」
「Repikan.」
「Uhh, okay…」
Sepertinya dia khawatir
dengan penampilannya. Apa itu sesuatu yang semua wanita aristokrat akan
ributkan?
Meski dia kehabisan
nafas, ojou-sama mencoba mengatur pakaiannya dengan sempurna. Ini mungkin apa
yang orang sebut “mengoreksi diri sendiri”.
Ragu-ragu, aku membuat rambut acak-acakannya berantakan. Melihat keringat yang mulai terlihat dikeningnya aku menyingkirkan rambutnya, mengambil ujung bajuku, dan menyekanya.
Tampaknya hal semacam
ini tidak bagus karena tatapannya menjadi lebih intens.
「Ti-tidakkah kamu membawa saputangan?」
「Eh... Tidak, aku tidak membawanya.」
「Kalau begitu, gunakan ini.」
Dia memberikan
saputangan yang dia keluarkan dari dompetnya. Aku mengambilnya dan mengelap
keringat dari wajahnya.
Ojou-sama diam-diam
memejamkan matanya. Cara dia melakukannya membuat sifat kekanak-kanakannya bertambah.
「Bagaimana?」
「Ah... Ya. Anda terlihat manis.」
「Be-begitukah?」
「Ya.」
「...Kalau begitu, baiklah. Ayo kita lanjutkan.」
Dengan satu nafas yang
dalam terakhir, ojou-sama pergi ke arah pintu sambil menggerakkan tangannya
seolah akan mengetuk pintu.
「Berhenti main-main! Aku mengambilnya dan itu
milikku!」
Kami mendengar suara
dari dalam ruangan.
Suaranya familiar dan
itu milik anak dari hari sebelumnya.
Namun, berkata orang itu
miliknya, kenapa kedua saudara kandung mampu berpikiran semacam itu. (Di sini
orang itu adalah MC, karena mereka menganggapnya sebagai objek/binatang, bukan
sebagai dia (he/him) tapi netral.)
「Vincent-sama. Ini bukan saatnya untuk egois.」
「Bagian mana yang egois!? Kau menggunakan hartaku
atas kemauanmu sendiri! Ini sesuatu yang menjadi alasan untuk marah!」
「Namun, ada masalah tentang ‘hal’ yang kamu
dapatkan.」
「Aku tidak melihat ada masalah!」
「Ini adalah seorang anak yatim dari daerah kumuh.
Kenapa anda merasa wajib melakukan hal semacam itu? Anda harus
mempertimbangkannya bahwa anda sedang dimanfaatkan.」
Jadi kenapa mereka ingin
aku mati? Bukankah itu terlalu ekstrim? Penampilan luarku itu seorang anak
kecil dan bahkan yang ada di dalamnya baru berumur 18. Aku tidak mengerti
mengapa mereka sangat waspada dengan anak kecil sepertiku.
「Aku tidak merasa sama sekali berkewajiban!!」
「Tapi bukankah anda diselamatkan oleh dia?」
「Aku tidak pernah berkata begitu! Aku belum
diselamatkan! Kenyataannya, aku yang menyelamatkannya!」
「...Itu...」
「Itulah mengapa aku tidak merasa berkewajiban
sedikitpun. Orang yang seharusnya merasa berhutang itu dia.」
Meski alasannya tidak
masuk akal, mungkin ini cara anak itu melindungiku. Meski aku yang lain tidak
setuju dengan pemikiran itu.
「Dia juga memiliki heterochromia.」
「Tidak seperti itu menular!」
「Ini bukan tentang itu!」
「Kalau begitu, ini tentang apa?」
「Tidak aman untuk sembarangan mendekati seseorang
yang identitas dan asal usulnya tidak diketahui!」
「Dia Rion dari daerah kumuh.」
「Bukan itu maksud saya...」
Tepat setelah gumaman
itu, bahkan tanpa menunggunya untuk menyelesaikan jawabannya, ojou sama mulai
mengetuk pintu dan masuk.
Aku bertanya-tanya
apakah itu tatakrama yang bagus.
「Ariel-sama…」
Pria yang sebelumnya
berbicara dengan anak itu berkata dengan suara bermasalah. Apa itu karena dia
akan menghadapi lawan yang tangguh? Aku tidak tau.
「Ini Rion. Kamu telah mengerti siapa dia dan dari
mana dia asalnya, bukan?」
Pernyataan itu
mengalahkan argumen tentang asal usul yang tidak diketahui.
「Ariel-sama, maakan saya, tapi bukan itu maskud
saya.」
「Itu salah menilai orang bahkan tanpa melihat
dirinya sendiri.」
「Itu memang benar, namun...」
Garis penglihatannya
mengarah padaku. Sebenarnya bukan hanya dia, mata semua orang di ruangan ini
mengarah padaku.
Apa pria itu dengan
nyaman duduk di sofa Marquess?
Apa orang cantuk di
sampingnya itu istrinya?
Karena keduanya mirip
ojou-sama, itu bisa saja tidak salah.
Vincent duduk di depan
keduanya dan yang lain berdiri di belakang Marquess.
「Kamu, siapa namamu?」
「Mereka memanggilku Rion, tuan.」
「Apa yang kuinginkan itu nama aslimu.」
「Ryou.」
「A-apa?」
「Ryou, tuan.」
「…」
「Tolong, panggil saya Rion.」
「...Aku mengerti.」
Aku penasaran kenapa
Ryou begitu sulit dipahami. Mungkin saat aku berbicara dengan bahasa Jepang,
kata-kata yang keluar itu berbeda?
「Di mana orang tuamu?」
「Saya tidak memilikinya. Mereka meninggal saat
saya masih kecil.」
「... Bagaimana hidupmu setelah itu?」
「Mencari-cari, tuan. Saya masih terlalu muda untuk
bekerja.」(Mengais sisa makanan)
「Jadi kamu tidak pernah bekerja?」
「Saya bisa melakukan pekerjaan rumah tangga, tapi
itu bukan pekerjaan.」
「Nah lalu, di mana kamu belajar berbicara dalam
hal ini?」
Pria yang melemparkan
pertanyaann itu seakan dia telah menang. Tampaknya dia mengira telah
mendapatkan semacam bukti. Menggunakan Keigo dengan harapan hasil yang lebih
baik mungkin merupakan kesalahan dipihakku. [Keigo, cara bicara yang sopan]
「Dari orang tua saya yang meninggal, tuan.」
Aku putuskan berbohong
dengan muka polos untuk saat ini.
「Apa yang orang tuamu lakukan untuk mencari nafkah?」
「Saya tidak tahu. Orang tua saya tidak pernah
berbicara tentang pekerjaan mereka.」
Itu kebenarannya dan
juga lebih seperti aturan umum. Pekerjaan penduduk di daerah kumuh kebanyakan
tidak jujur, jadi tidak bercerita secara rinci pada anak-anak mereka merupakan
hal yang normal.
「Kapan kau kehilangan orang tuamu?」
「Saat saya berusia sekitar dua tahun, saya tidak
terlalu ingat tanggal persisnya.」
「Apa kamu mengatakan kamu tidak ingat hari orang
tuamu meninggal?」
「Tuan, saya bahkan tidak tahu hari apa sekarang.」
Datang dari daerah kumuh
membuat pemalsuan identitasku sangat mudah.
「Apa penyebab kematiannya?」
「Saya tidak tahu, ketika saya bangun mereka telah
mati. Itu bukanlah sesuatu yang tidak biasa di daerah kumuh.」
「Apa rencanamu setelah ini?」
Karena aku tampaknya
tidak gemetar sedikitpun dengan interogasi yang seperti tanya jawab,
kekhawatirannya meningkat. Sepertinya kamu telah sampai pada jalan buntu. Entah
bagaimana aku tau jawaban macam apa yang dia inginkan.
「Saya tidak pernah memikirkannya. Tidak ada waktu
kemarin.」
「...Lalu bagaimana dengan memikirkannya sekarang?」
「Di sini? Apa itu memang diperlukan?」
「Apa!?」
「Apa yang saya inginkan lakukan itu masalah saya
sendiri. Meski ini mungkin tampak sedikit kasar, itu tidak penting bagi
orang-orang yang hadir di sini.」
「... Maksudmu, kamu tidak ingin ikut campur
dengan keluarga ini?」
「Tuan, saya tidak mengerti pertanyaannya. Jawaban
semacam apa yang anda inginkan? Jika ini tentang tidak ingin terlibat, maka itu
akan lebih baik jawabannnya datang dari anda.」
「Itu...」
Pria ini mungkin tidak
berwenang untuk membuat keputusan itu. Ituah mengapa dengan mencari kesalahan
jawabanku, dia akan membiarkan lingkungan sekitar memiliki informasi untuk
membuat keputusan.
Meskipun hasil terburuk
mungkin membuatku terbunuh, aku benar-benar tidak tahan dengan pria itu.
Dan lagi pula, aku tidak ingin hal-hal berjalan sesuai keinginnya.
「Tampaknya anakku telah menyusahkan kamu.」
Tiba-tiba, pria yang
duduk di sofa berbicara. Karena dia berkata “anaknya”, itu menegaskan bahwa itu
adalah Marquess.
「Akan kasar jika tidak mengatakan bahwa itu
karena dua hal Yang Mulia.」
「Kedua hal?」
「Saya menyelamatkan anak anda agar tidak
disandera dan saat saya jatuh pingsan ketika hendak melarikan diri, dia giliran
menyelamatkan saya.」
「Aku mengerti. Jadi itu “memberi dan menerima”.」
「Benar, Yang Mulia.」
「Maka aku menawarkanmu kebebasan untuk melakukan
apa yang kau inginkan selanjutnya. Aku bahkan bisa mengirimmu pulang.」
「「Ayah!」」
Ketika aku memikirkan
masalah ini, kedua saudara berteriak serempak. Aku lupa keduanya menentangnya.
Meskipun berpikir dengan tenang, mungkin aku juga sudah gelisah.
「Hal ini berharga bagiku!」
「Itu benar ayah, ini peliharaan kami.」
Selama hidupku
terhindar, aku ingin mereka menghentikan pembicaraan itu.
「Namun apa tidak terlalu besar untuk menjadi
hewan peliharaan kalian?」
Yang Mulia, anda juga!?
「Baiklah. Karena seperti seperti yang aku katakan
dan yang terpenting, itu cantik.」
「...Nah, itu memang benar. Namun, ini terlalu
dini untukmu Vincent. Kamu harus tumbuh lebih sedikit.」
「Kenapa?」
「Karena... Begitulah adanya.」
Aku penasaran apa yang
sedang dibicarakan Marquess? Aku merasa seperti dia salah paham dengan sesuatu.
「Itu benar. Di samping itu, pasangannya harus
bukan anak kecil atau ibu tidak bisa mengizinkan hal semacam itu. Nah, jika
sudah mencapai usia menikah aku mungkin bisa setuju.」
Kata-kata dari kedua
orang tuanya saling memuji satu sama lain. Namun, seperti yang kupikir ada
sesuatu yang aneh.
「Memang. Namun, bahkan jika pihak lain itu
cantik, baginya untuk menjadi selir Vincent, dia harus memiliki silsilah yang
pasti.」
「Nah, jika akan menjadi nyonya maka tidak akan
menjadi masalah. 」
「Aku mengerti. Nyonya, huh? Kalau begitu...」
Apa mereka yakin
sekarang? Atau lebih tepatnya, apa perbedaan antara selir dan nyonya rumah*?
Bukan waktunya memikirkannya! Ada masalah yang lebih bear lagi. (Concubine and
Mistress artinya sama saja yaitu selir, tapi mistress merupakan kata lain dari
Master untuk wanita yang punya kontrol pada rumah, jadi saya putuskan nyonya
rumah karena memang itu arti lain dari Mistress. Atau ada saran lain?)
「Umm…」
「Apa itu?」
「Aku laki-laki.」
「…Apaaa!?」
Aku tidak membuat jenis
kelaminku jelas sebelumnya, tapi meski anak perempuanmu cerewat, apakah itu
penting?
Atau apakah jenis
kelamin anak yatim yang anda pungut tidak terlalu penting?
「Kalau begitu, apa yang kamu lakukan untuk
berguna bagi Vincent?」
「Untuk apa? Banyak
hal.」(Dengan wajah cantiknya, yeah, a lot of things)
「...Sebagai pelayan?」
「Sesuatu seperti itu.」
「Aku mengerti. Namun, kami sudah memiliki
pelayan.」
「Ah, jika itu yang Vincent-sama inginkan, saya
akan mengundurkan diri.」
Kata pria yang
menginterogasiku sebelumnya.
Jadi pria ini seorang
pelayan.
Mempertimbangkannya, dia
seperti berada di depan dirinya sendiri. Lagi pula, apa yang membuatnya sangat
senang?
「Kalau begitu, apa yang akan kamu lakukan mulai
sekarang?」
「Karena saya seorang yang kehilangan
pekerjaannya, jika memungkinkan saya ingin menyertai Erwin-sama sebagai
gantinya.」
「Erwin? Pelayan penuh Erwin...」
Aku dengar nama yang
tidak dikenal dari mulut Marquess. Karena ini diskusi tentang pelayan, apakah
mungkin dia saudara lain dari dari keduanya?
「Baiklah, itu tak apa-apa kukira. Namun, dia
harus menjalani pelatihan menjadi pelayan Vincent. Dan siapa yang akan kita
tugaskan...」
「Saya dapat menjaganya tuanku. Saya orang yang
mengurus posisi ini.」
「Itu akan bagus. Kalau begitu...」
Marquess mentapku
tajam... aku sudah tau mengapa.
「Rion, tuan.」
Marquess sepertinya
tidak menganggapku pantas untuk dicemaskan.
「Nah Rion, mulai hari ini kamu adalah pelayan
Vincent. Kebahagiannya sekarang menjadi tanggung jawabmu.」
「Baik, tuan... Eh?」
Bagaimana ini bisa
berakhir begini?
Bukankah pembicaraannya
tentang mengusirku dari keluarga ini?
Bukankah, menjadi
pelayan, berarti aku akan tinggal di sini selamanya?
Kenapa?
Mengetahui diskusinya
telah selesai, aku diusir keluar ruangan. Tapi pertanyaan itu tersu berulang di
pikiranku sambil melihat punggung Marquess dan istrinya.
Aku bingung sama episode ini
BalasHapus